Raihan dan Rania | PART 3
___________________________________________________________________________
Kenapa Nindy ada disini? Kenapa pula ia
berboncengan dengan Raihan? Bukannya Nindy kuliah di Jogja?
Berbagai pertanyaan berekecamuk di
kepala Rania saat ini
___________________________________________________________________________
Rania POV
Melihat pemandangan dihadapanku
membuatku ingin segera pergi dari sini. Kupikir hubungan kami sudah baik-baik
saja sejak semalam. Apa? Hubungan? Nuraniku menertawakan diriku sendiri. Hubungan
apa yang kau maksud, Rania?
Baiklah, melihatnya tadi membuatku
tersadar akan sesuatu. Bahwa aku ini bukan apa-apa di mata lelaki ku. Aku yang
terlalu menganggap serius atas sikap baik dan kata manisnya selama ini. Haha,
yang benar saja. Baru semalam ia membuatku wajahku bersemu merah, sekarang ia
justru mengecewakan.
Tunggu dulu, siapa yang mengecewakan
siapa? Aku ini terlalu percaya diri ternyata. Menganggap semua sikap manisnya
itu karena ia juga menyukaiku sebgagaimana aku menyukainya. Nyatanya tidak. Ia memang
manis kepada semua orang. Sudah cukup, sadarlah Rania!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semenjak
kejadian di parkiran kampus itu. Rania benar-benar mengabaikan Raihan. Entahalah,
apa yang dipikirkan Rania. Yang jelas Rania berusaha menjauhi Raihan. Itulah salah
satu sifat buruk Rania. Suka mengambil kesimpulan atas hal yang belum pasti,
menerka-nerka isi hati dan pikiran orang lain, lalu kecewa hanya karena hal
kecil yang tak ia ketahui sebab akibatnya. Raihan sampai kebingungan dengan
perubahan sikap Rania. Sudah hampir 3 minggu ini ia tak berkomunikasi secara
lancar dengan Rania. Semua chat dan telepon Raihan diabaikan seluruhnya oleh
Rania. Sesekali Rania memang membalas, tapi balasannya justru membuat Raihan
semakin bingung.
“Maaf Mas aku baru pegang hp”
“Aku sibuk, nanti aja ya”
“Kenapa? Aku lagi gak di kos”
Hanya
itu balasan yang Raihan dapat atas puluhan pesan yang ia kirimkan setiap hari. Benarkah
Rania memang sedang sibuk? Nomor WhatsAppnya memang kadang tidak aktif, memang
Rania sedang mengerjakan apa sampai tidak sempat memegng ponsel? Padahal yang
Raihan tau, Rania adalah maniak sosmed. Apalagi Instagram. Beuhhh... selebgram
mah lewat kalo sama Rania.
Padahal,
yang tidak Raihan ketahui adalah Rania memang sengaja menyeting aplikasi
WhatsAppnya agar terlihat sedang off. Padahal Rania selalu online,. Ahh...
Raihan memang kolot soal hal seperti ini. Dan lagi soal instagram, Rania tidak
pernah absen, hanya saja postingannya disembunyikan dari akun milik Raihan. Begitulah...
sosial media memang kejam guys, apalagi kalau sudah menyangkut masalah hati. Perempuan
punya 1001 cara untuk membuat resah perasaan lelakinya.
Raihan
merasa kesal. Tentu saja ia tahu kalau Rania sengaja mengabaikannya. Memangnya
Rania melakukan apa sampai sesibuk itu? Belajar saja tidak pernah kalau tidak
dipaksa. Maka Raihan memutuskan untuk ikut mengabaikan Rania. Tunggu dulu,
kalau Rania diabaikan, gadis keras kepala itu pasti akan semakin ngambek.
Raihan kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Tiba-tiba ia punya ide untuk
mendapatkan perhatian Rania lagi.
___________________________________________________________________________
Sore
itu Rania sedang bersantai di kamar kosnya. Ia tengah menikmati me time nya.
Semenjak memutuskan untuk mengabaikan Raihan, waktu luang yang biasanya ia
gunakan untuk chatingan dengan Raihan ia gunakan untuk bersantai, me time, atau
melakukan hal-hal yang biasanya tidak dilakukan Rania. Ya, Rania sangat kesal
dengan Raihan sampai pada titik ia tak ingin memikirkan Raihan lagi. Sudah
cukup melihat pemandangan Raihan berboncengan dengan Nindy saja yang membuat ia
panas hati.
Ketika
Rania asyik menonton drama korea favoritnya, tiba-tiba pintu kamar kosnya diketuk.
Rania bangkit dari rebahannya untuk membuka pintu. Ternyata Vina, teman satu
kosnya.
“Iya,
Ada apa Vin?”
“Ini
Ran tadi ada ojol di depan yang ngasih ini. Katanya atas nama Rania” ucap Vina
sambil menyodorkan bungkusan plastik. Kening Rania berkerut.
Ia
tak merasa memesan sesuatu lewat ojol. Namun Rania tetap menerimanya karena di
dalam bungkusan plastik itu ada kertas berluliskan “UNTUK RANIA”.
“Makasih
ya Vin”
“Yoii
sama-sama”
Setelah
Vina pergi, Rania membuk bungkusan itu. Kening Rania berkerut lagi ketika tahu
yang di dalam bungkusan itu ada setangkai mawar putih. Rania bingung, siapa
yang mengirim ini. Lalu ia tersadar tenyata di tangkai bunga mawar itu terdapat
lilitan kertas. Rania membuka lilitan kertas itu dan semakin merasa aneh dengan
tulisan di secarik kertas itu.
DIAM
ADALAH CARA MENJAUH PALING MENYAKITKAN
“Hah?”
batin Rania.
Siapa
pula orang aneh yang menulis kalimat bucin seperti ini.
Tiba-tiba
Rania teringat Raihan. Hanya Raihan lah yang tahu kalau Rania suka mawar putih.
Tapi tidak mungkin kan Raihan yang mengirim bunga ini?. Lagipula sudah 1 minggu
ini Raihan berhenti berusaha menghubungi Rania. Mungkin Raihan sudah bosan
karena diabaikan selama 3 minggu.
Rania
tetap berusaha mengabaikan pemikirannya tentang Raihan yang mau repot-repot
menulis mengirim bunga itu. Rania akhirnya memutuskan untuk menganggap yang
mengirim adalah secret admirernya. Tapi teryata kejutan tak berhenti di hari
itu saja. Keesokan harinya Rania kembali mendapat setangkai mawar putih dan secarik
kertas yang di dalamnya terdapat kalimat yang sama yaitu
DIAM
ADALAH CARA MENJAUH PALING MENYAKITKAN
Sungguh
Rania tak habis pikir jika memang benar Raihan yang mengirim itu, sampai 1
minggu penuh ia mendapatkan bunga mawar putih itu. Tepat di hari ke 8, sudah
tidak ada ojol yang datang membawa setangkai bunga mawar putih lagi. Rania bisa
bernafas lega, akhirnya berhenti juga. Mungkin sang pengirim sudah lelah? Entahlah...
Rania tak mau ambil pusing.
“Stop
mikirin hal-hal yang nggak penting!” ucap Rania pada diri sendiri.
Jarum
jam menunjukkan pukul 19.30 WIB. Biasanya pukul segini Rania menyantap makan
malamnya sambil nonton vlog kuliner Ken & Grat yang selalu jadi favoritnya.
“Enaknya
makan apa ya?” pikir Rania
“Sate
ayam aja deh!” katanya sambil meraih kunci gerbang.
Betapa
terkejutnya Rania ketika ia membuka gerbang kos, ternyata ada Raihan di depan
kosnya. Entah sejak kapan Raihan menunggunya disitu.
“Ngapain!?”
bentak Rania
“Nunggu
kamu”
“Kok
tau kalo aku mau keluar?”
“Kan
biasanya jam segini kamu bakal bilang “Aku
mau beli makan dulu! Jangan chat aku mau nonton vlog soalnya” “ jawab
Raihan sambil tersenyum
“Kalo
aku nggak beli makan? Emang situ mau nungguin sampe besok pagi!?” tanya Rania
yang mulai geram
“Emm...
Mungkin, lah mau chat juga nggak dibales, dihubungin juga nggak diangkat” jawab
Raihan sambil tersenyum
“Alah
sok sok an”
“Hahaha
iya sok sok an aja sih sebenernya. Ngapain juga nungguin disini sampe pagi. Mending
pulang dulu, rebahan, terus besoknya balik lagi deh”
“Kayak
orang gak punya kerjaan aja”
“Bawel!”
ucap Raihan
Keduanya
sama-sama terdiam. Hening, Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sesekali Rania
memainkan ujung jilbab yang dipakainya. Sementara Raihan mengetuk-ketukkan
jarinya diatas spidometer motornya. Suasana gang kos an Rania yang sepi
mendukung kecanggungan diantara Raihan dan Rania. Raihan seperti ingin berkata
sesuatu, tapi ditahannya. Rania pun begitu, seperti hendak menumpahkan
kekesalannya tapi ia urungkan.
___________________________________________________________________________
Comments
Post a Comment