Dia adalah Seorang Pria

Bisakah kau bayangkan bagaimana pedihnya perpisahan hanya karena sebuah kesalahpahaman?
Kisah dua anak manusia yang entah perasaannya seperti apa, dengan ego yang begitu besar dikepala, mengalahkan rasa cinta dan berakhir dengan sebuah perpisahan. Ironis bukan? Ketika perasaan yang seharusnya saling diungkapkan tetapi justru malah dipendam hanya karena pemikiran-pemikiran pasif yang justru saling merugikan. Lalu apa hasilnya? Keduanya saling membenci, saling menjauh, saling menghilang dari kehidupan masih-masing.

Sebenarnya apa yang sulit dari mengungkapkan? Toh apabila ia tak memiliki perasaan yang sama, kita hanya perlu menerima dan bersabar, bukan?
Tapi tidak semudah itu bagi manusia. Semua hal ada sebab akibatnya. Rasa gengsi yang tinggi justru lebih diutamakan ketimbang mengungkapkan rasa suka kepada seseorang. Padahal, apabila ia hilang, atau bahkan dimiliki oleh hati yang lain, bukankah kita yang menyesal?
Lalu apa yang kita lakukan? Marah? Menganggapnya hanya mempermainkan perasaan? Oh tidak. Diri kita sendirilah yang jahat. Menyakiti raga dan hati kita sendiri. Membiarkan cinta sejati pergi hanya karena ego yang tinggi.

Sang pria dengan ego nya yang tinggi
Sang perempuan dengan bodohnya menunggu yang tak pasti.
Begitu saja terus, sampai salah satu dari mereka menyesal karena tak pernah saling mengungkapkan. Toh apa salahnya? Hanya kalimat "aku mencintaimu" atau "aku menyukaimu, menyayangimu dengan sepenuh hatiku. Maukah kau jadi kekasihku?" Sulitkah berkata seperti itu?

"Mungkin ia memang tak ingin mendeklarasikan perasaannya. Mungkin ia memang tak menyukaiku karena aku tak secantik mereka. Mungkin ia hanya mempermainkan perasaanku. Mungkin aku hanya pengisi waktu kosongnya. Mungkin aku hanyalah pelipur laranya. Mungkin ia memang bosan kepadaku. Mungkin aku ini tak berarti lagi baginya. Mungkin memang aku yang terlalu berharap"
Mungkin mungkin dan mungkin. Itulah yang ada di pikiran sang perempuan karena lelakinya tak kunjung merengkuhnya.

Lalu bagaimana dengan Sang Pria? Entahlah... Aku pun perempuan. Aku tak bisa memahami isi pikiran pria. Bagaimana perasaannya? Apa yang dipikirkannya? Aku tak tau. Aku pun tak ingin menebak-nebak. Sebab itu akan menimbulkan pikiran yang tidak sehat.

Ujungnya apa? Sang Pria dan Sang Perempuan saling berkecamuk dengan pemikirannya masing-masing. Si Perempuan berpikir, "apa yang harus lakukan agar ia menyadari perasaanku?" Lalu Si Perempuan menggodanya, mengkodenya, hasilnya? Nihil. Sang Pria bahkan tak sedikitpun menunjukan reaksi. Entah apa yang dipikirkan para pria tentang perempuan.

Apa hebatnya menjadi lelaki yang mempermainkan perasaan perempuan?
Apa hebatnya bersikap manis membual sana sini lalu pergi dengan sejuta pertanyaan?
Apa hebatnya membuat anak gadis orang jatuh cinta lalu meninggalkannya sendirian?

Sungguh, aku pun tak memahami pemikiran para pria.
Semoga gadis-gadis diluar sana memiliki hati sekuat baja untuk menghadapi keegoisan para pria.




Love,
Dadelion

Comments

Popular posts from this blog

CERPEN | Menikahimu

Raihan dan Rania | PART 4

Raihan dan Rania | PART 6