Posts

Cerita yang singkat untuk kisah yang panjang | Prolog

Sinar surya pagi itu menembus jendela kaca di kamar seorang gadis yang tengah terlelap. Matanya mengerjap merasakan sinar terik yang menimpa wajahnya. Tubuhnya mengeliat menikmati tidurnya yang nyaman pagi itu. namun kenyamanan itu tak bertahan lama. Suara teriakan nyaring neneknya mulai terdengar. Ya, itu merupakan suara yang selalu muncul kala gadis itu membuka mata di pagi hari. Suara itu bagai alarm di pagi hari baginya. Ia mengeliat sekali lagi untuk menghilangkan pegal di tubuhnya. Suara teriakan itu terdengar lagi. Kali ini semakin kencang.  “AIRAAA! AIRAAAAA!” teriak neneknya semakin kencang “Iyaa.... udah bangun” jawab gadis itu sambil melipat selimut  Setelah membereskan tempat tidurnya, gadis itu bergegas turun menuju dapur sebelum teriakan neneknya sampai ke ujung gang! “Selamat Pagi nenek cantik” ucap gadis itu sembari memeluk neneknya dari belakang. Neneknya yang tengah sibuk mengaduk adonan risol pun protes “Aduh kamu ini gangguin nenek aja sih! Minggir sana” ucap nenekn

#tulisanshinta 1 | tentang merelakan

Image
Kamis, 27 Februari 2020 Malam ini sunyi, seperti biasanya. Aku memandang langit-langit kamar kosku dengan berbagai macam pikiran yang berkecamuk.   Banyak hal yang kupikirkan. Tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, atau bahkan esok hari. Kukira aku ini seseorang yang pesimis, tapi menurutku tidak. Aku hanya sedikit ragu. Punya sedikit keraguan tidak salah, kan?. Saat memikirkan itu, banyak pertanyaan yang muncul. Tentu saja pertanyaan itu kutujukan pada diriku sendiri. Aku bertanya “Akankah semua harapanku hari ini akan terwujud?” “Akankah impianku akan jadi kenyataan?” “Akankah seseorang yang kucintai bisa bertahan sampai akhir?” Masih banyak pertanyaan yang bahkan tak bisa kutuliskan disini.   Aku takut menuliskannya. Aku takut jawaban dari pertanyaan itu akan membunuhku suatu saat nanti. Ketika harapanku tak terwujud, aku pasti akan sangat kecew, sedih, dan marah. Ketika impianku tak jadi kenyataan, aku pasti akan merasa jadi orang palin

Siksa

Image
source : Pinterest Pada hening malam ku titipkan isak tangis bahagia Menyaksikan senyummu yang kian terpancar Tubuhku bergetar, jiwaku gentar Pandanganmu tajam menyasar Pada tiap sudut kampus kita Kau cari diriku yang tak ada Atau mungkin Kau abai padahal aku selalu ada Pandanganmu berhenti Menatapku yang kini terpaku dihadapanmu Kau melangkah Mendekatiku Padahal aku, dengan sekuat hatiku, mundur menjauhimu Kau terkejut, tatapanmu bingung Akupun linglung Kau tak paham Akupun begitu Mengapa aku mundur darimu? Di tepian nestapa Kucari jawaban atas alasan itu Buntu, tak ada titik temu Kini kubuang pandanganku Kujauhimu Kau jauhi aku Padahal, kita sama-sama tak tahu alasan mengapa kita harus saling menjauh Tapi kupikir Tak apa bila tak bersama Toh kita masih sama-sama hidup di bumi, kan? Kini aku telah kembali Kepada diriku yang dulu Meramu sepi, menepi jiwa Kuharap pertemuan ini tak pernah terjadi Sekalipun ka

Raihan dan Rania | PART 7

Image
“Katanya mau ngomong” “Nanti aja sambil makan es krim” jawab Raihan. Rania hanya bisa menurut. Ia tak tau apa yang akan dibicarakan Raihan nanti. Yang jelas jika ini menyangkut perasaannya, maka Rania takkan mundur lagi. ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­___________________________________________________________________________ (Play Music) Jarum jam menunjukkan pukul 16.00. Raihan dan Rania kini tengah duduk di dalam Kedai Eskrim di daerah kampus. Kedai itu tak terlalu besar, namun bersih dan nyaman. Nuansanya yang teduh menambah kesan romantis di dalam Kedai itu. Ditambah lagi dengan pantulan cahaya langit sore yang kemerah-merahan, sungguh indah. Membuat semua orang tersenyum dan mensyukuri indahnya ciptaan Tuhan tersebut. “Kamu nggak bosen makan es krim terus? Nggak takut gendut?” tanya Raihan membuka obrolan “Lah kan tadi Mas yang ngajak makan es krim” jawab Rania cemberut “Hahaha yaudah gausah cemberut gitu dong!” “Dih apaan sih!” Raihan tertawa. Sudah lama

Lantunan Bait Dari Hati

Ditulis pada Senin, 7 Maret 2016 Diriku memang bukan gadis sempurna Yang bisa melengkapi kesempurnaanmu Tak ada yang bisa dibanggakan dari diriku Yang ada hanyalah kekurangan Banyak hal yang membuatku bertahan Salah satunya adalah dirimu Aku lelah jika harus menengok ke masalalu Masa pilu yang pernah membuatku terjatuh tersungkur Ada banyak alasan bagi dirimu untuk pergi meninggalkanku Namun, mengapa tak kau lakukan? Apa yang membuatmu tetap ingin bersamaku? Jika kau hanya ingin menguji perasaanku, tolong janganlah kau lakukan itu Aku terlalu rapuh untuk kau permainkan Jika kau ingin pergi meninggalkanku, lalukanlah dengan sekejap Agar aku tak terlalu  merasakan pahit perihnya perpisahan Jangan kau pikir aku tak mengerti perasaanmu Jangan kau pikir aku tak memahami isi hatimu Aku tahu, aku mengerti, aku paham Aku hanya takut, kau pergi tanpa sebab yang jelas Aku hanya takut, kau marah tanpa alasan Aku hanya takut, semua ketakutanku itu menjadi kenyataan Namun aku menyadarinya Kau berha

CERPEN | Menikahimu

Siang itu, cuaca terasa lebih terik dari hari-hari sebelumnya. Udara panas langsung menerpa wajah siapa saja yang ada di bawah terik matahari siang ini. Tak terkecuali, gadis cantik yang kini tengah berjalan terburu-buru menuju halte bus yang ada di ujung jalan besar. Gadis itu nampak sedang dikejar waktu. Bagaimana tidak? Orang tuanya baru menelepon beberapa saat yang lalu dan memintanya untuk segera pulang. Banyak pikiran buruk yang kini berkecamuk di kepala gadis itu. Ayahnya baru saja keluar dari rumah sakit karena darah tingginya kumat beberapa minggu yang lalu. Sedangkan ibunya meskipun masih sehat namun kondisinya tidak sebaik yang dulu. Ibunya sering kelelahan dan merasa pusing. Mungkin karena usianya sudah menginjak kepala lima. Hal inilah yang semakin membuat gusar perasaan gadis yang kini sudah menduduki salah satu kursi di dalam bus tersebut. Ia takut kondisi orang tuanya memburuk sehingga ia diminta untuk segera pulang. (Play Music) Suasana di dalam bus tak ter

Diantara Dua Sisi

Image
By Christiana Shinta Indhiarti  7 Maret 2016 Dua hati yang saling mencinta Namun tak saling berbincang Perasaan yang hanya tersirat Tak membutuhkan sebuah ungkapan Dua anak manusia yang telah jatuh hati Namun tak saling menungkapkan Hanya diam membisu Menyiratkan sebuah kerinduan yang dalam Tak ada yang bicara, tak ada yang memulai Yang ada hanyalah saling mengerti Cukup dimengerti, dan tak harus dijelaskan Bulan dan bintang bisa saling berjumpa tanpa harus disiratkan Dua hati tak harus bicara Hanya menunggu waktu untuk mengerti segalanya Satu hati telah menetapkan hatinya Entah Satu hati yang lain masih terombang-ambing Tak ada pendirian yang tetap Segalanya bisa berubah Biarlah waktu yang menjawab Berharap perasaan ini akan tetap utuh Walau harus menghadapi banyak senjata yang bisa melukainya Kadang, hati harus jadi taruhan Atas sesuatu yang tak berarti Bila harus berpisah Jangan pernah sesalkan perpisahan Karena cinta akan tetap utuh terjaga Bila keduanya memang tak bisa